Oleh: Asrorudin (Mahasiswa Magister Akuntansi Universitas Pamulang)
Pada perkembangan zaman saat ini, kegiatan perusahaan dalam strategi pemasaran produknya salah satunya dengan menambah outletnya di berbagai tempat.
Hal ini tentu sudah dikaji kelayakan usaha tersebut dan diperhitungkan dari berbagai segi biaya maupun manfaat/ keuntungan yang akan diperoleh, serta didukung dengan teknologi untuk meningkatkan profitabilitasnya.
Namun yang perlu diperhatikan disini yaitu persaingan dalam bisnis saat ini, dimana para pelaku bisnis yang memiliki modal yang besar cenderung mampu mengembangkan sayapnya diberbagai daerah baik perkotaaan maupun sampai ke perdesaaan.
Maka tak asing bagi kita, jika melihat minimarket sudah memasuki area perdesaan. Nah, bagaimana dengan para pelaku UMKM yang berada dipedesaan tersebut ? apakah mampu bersaing dengan masuknya perusahaan/minimarket tersebut ? hal ini tentu tidak terlepas dari etika dalam bisnis.
Menurut Bertens (2013) menyatakan bahwa etika bisnis adalah pemikiran atau refleksi kritis tentang moralitas dalam kegiatan ekonomi dan bisnis.
Sedangkan menurut Muslich (2004 : 9) etika bisnis dapat diartikan sebagai suatu pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal.
Berdasarkan pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa etika bisnis merupakan pengetahuan dan pengelolaan bisnis yang diwujudkan dalam aplikasi moralitas yang berhubungan dengan individu, masyarakat dan perusahaan yang membentuk sebuah nilai yang adil dan sehat.
Adapun permasalahan diatas, jika ada kaitannya dalam etika bisnis maka harus diatur dalam sebuah aturan hukum yang berlaku dengan adil dan bijaksana, serta peran pengawasan dari lembaga terkait agar persaingan bisnis bukan hanya untuk menjatuhkan antar para pelaku usaha, namun menjadikan motivasi agar mampu berkompetitif dengan berbagai tantangan yang dihadapi para UMKM saat ini.
