BANTENKINI.COM, TANGERANG – Perhelatan pesta demokrasi Pemilihan Umum calon Presiden-Wakil Presiden dan Calon Anggota Legislatif (Caleg) hanya dalam hitungan hari saja.
Dalam rentang waktu yang sudah dekat itu sejumlah lembaga survey sudah merilis hasil risetnya, tak terkecuali di wilayah Kabupaten Tangerang, Banten.
Salah satu Daerah Pemilihan (Dapil) dengan kontestasi caleg-caleg yang cukup sengit memperebutkan jatah kursi yakni di Dapil 5 Kabupaten Tangerang, dengan 3 wilayah kantong suara yakni Kecamatan Cikupa, Panongan dan Curug.
Di Dapil 5 ini ada sejumlah caleg incumbent atau yang pernah duduk bertarung kembali, begitu pun dengan caleg lama yang pernah mencalonkan diri serta caleg baru yang baru terjun.
Yang menarik, dari sejumlah caleg baru yang lebih fresh, hadir beberapa caleg dengan debut barunya seperti dari PKB, dan PBB yang mulai bergeliat setelah di tahun lalu yakni 2019 lalu tidak mendapat jatah kursi.
Namun di antara caleg baru itu ada figur yang menurut beberapa lembaga survey yang cukup lumayan menjadi pendulang suara partai, yakni Miming Ismail caleg nomor 3 dari Partai Bulan Bintang atau PBB.
Sebagai putra daerah Panongan dengan jaringan keluarga yang cukup luas menyebar dari Panongan, Cikupa hingga Curug Caleg PBB nomor 3 ini dianggap berpotensi jadi kuda hitam alias diprediksi jadi pendulang suara bagi PBB.
Bukan hanya pertimbangan keluarga, Miming Ismail juga dianggap punya jaringan relawan yang cukup luas di dukung kemampuan mengelola tim relawan karena didukung oleh pengalaman dan kapasitasnya sebagai aktivis dan peneliti politik di sejumlah lembaga di Jakarta.
Kehadirannya langsung menggebrak meskipun caleg PBB Dapil 5 ini relatif mendaftarkan diri belakangan.
Namun kiprahnya dinilai banyak lembaga survei dan pengamat dinilai cukup efektif dalam mengelola tim relawan.
Langkah yang efisien dan terukur dalam mengelola tim dan kantong massa ini memang menjadi kunci meski pun Miming Ismail relatif dicalonkan dari partai kecil.
Sejumlah pengamat seperti peneliti Sukardi Hasan menilai sosok Miming punya kemampuan komunikasi yang baik dengan tim, bahkan caranya mengelola tim. Meskipun barangkali secara logistik kemampuannya jauh dari calon incumbent.
“Saya melihat sepak terjang calon ini memang cukup efektif, dari beberapa rilis lembaga survei dan temuan di lapangan, memang sosok ini cukup populer di Panongan, mungkin karena punya banyak jaringan keluarga dan relawan, ” tutur Kardi.
Tapi menurut Sukardi, yang paling menentukan adalah langkah maping dan gaya senyapnya, sehingga nyaris semua pergerakan relawannya sulit dideteksi.
“Sejauh ini kita melihat relawan Tim 313 yang dibentuk Miming, cukup solid dan militan, langkahnya juga efektif dan nyaris tepat sasaran. Sebab kalau hanya hitungan angka doang di atas kertas jelas mudah cari relawan. Tapi punya relawan yang tune in dengan caleg ya itu yang susah. Di lapangan kan kelihatan banyak migrasi atau perpindahan relawan. Tapi sejauh yang kita amati relawan tim 313 yang mengusung calegnya dengan tagline ‘lebih dekat’ ini cukup efektif, ” tambah Kardi.
Dari hasil pengamatan itu tampaknya Miming Ismail tinggal menghitung mengkalkulasi akurasi data hasil olahan relawan. Jika data yang diinput ke tim pemenangan punya tingkat akurasi 70 sampe 80 persen nampaknya target untuk duduk di kursi 7 atau 8 tidak mustahil bagi Miming Ismail yang sudah merawat basis suaranya selama ini.
“Dapil 5 ini kan ada jatah 9 kursi, anggap kalau 6 kursi masih jatah caleg Incimbent, saya rasa peluang Miming Ismail lebih terbuka kalau sampe hari H nanti pergerakan distribusi tuntas dan merata, ” pungkasnya.