BantenKini.com KOTA TANGERANG – Para atlet tinju Kota Tangerang terus mempersiapkan diri untuk mengikuti kejuaraan nasional Pra Pekan Olahraga Nasional (PON) yang bakal digelar medio Desember 2019 di Bogor, Jawa Barat. Selain menggenjot kekuatan fisik dan daya tahan tubuh, para atlet dituntut rajin menggelar sparring partner.
“Sparring partner adalah simulasi bertanding antar petinju sesuai dengan kelasnya masing-masing. Namun terkadang untuk melatih mental para atlet, tak jarang sparring partner ini diperuntukkan bagi atlet yang beda kelas. Misalnya kelas tanding 48 Kg dengan 52 Kg dan lain-lain,” jelas Ketua Pengurus Cabang Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pengcab Pertina) Kota Tangerang, Kaonang saat meninjau latihan para atlet tinju Pra PON di Stadion Benteng, Senin 25 November 2019.
Menurut Kaonang, metode latihan sparring partner ini bisa melatih mental para atlet. Dikatakannya sparring partner secara rutin selain menguji mental, teknik dan pola serangan di atas ring ikut terasah.
Maka itu, sambung Kaonang, Pengcab Pertina Kota Tangerang akan menggelar sparring partner yang mempertemukan dua atlet Pra PON asal Kota Tangerang, Benitus Ruma Pasal dengan Michael Romroman di arena Car Free Day (CFD) Jalan M Yamin (Tugu Adipura) Minggu 1 Desember 2019 mulai pukul 6.00 sampai 9.00 WIB.
Kaonang menambahkan, sparring partner ini akan terus digelar di arena CFD dengan menyertakan para atlet tinju junior yang tengah dipersiapkan untuk menghadapi Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) Banten 2020.
“Ya metode ini terus kami lakukan, selain untuk melatih mental atlet pemula. Sparring partner ini juga sangat bagus untuk menambah jam terbang mereka, sebagai simulasi saat bertanding,”ungkapnya didampingi Sekretaris Pengcab Pertina Kota Tangerang, Arry Yulistiyo.
Dengan sparring, ujar Kaonang tentunya semua aspek yang dilatih akan kelihatan hasilnya. Jadi pelatih tinggal memberikan masukan aspek mana yang perlu ditambah dan digenjot agar mendapatkan hasil yang maksimal.
“Kalau orang bertandingkan pasti fisiknya kelihatan, terus dia menguasai teknik-teknik belum, ditambah daya tahan tubuhnya saat bertanding jelas kelihatan. Di sini pelatih punya peran khusus untuk menilai kemajuan para atlet,” tutup Kaonang.***
• Ateng San | Yahya Suhada