BANTENKINI.COM, SERANG – Pemerintah Kota (Pemkot) Serang meminta Dinas Pertanian (Distan) untuk segera mengambil tindakan terkait dengan adanya areal persawahan di Kota Serang yang mengalami puso seluas 55 hektare.
Demikian ditegaskan oleh Walikota Serang Syafrudin kepada awak media di Kota Serang, Jumat (23/8).
“Distan untuk segera mengambil langkah paling tidak Distan segera berkomunikasi dengan Pemkab begitu juga dengan Pemprov terkait dengan aliran air dari bendungan Pamarayan,” katanya.
“Hal itu dilakukan spaya air yang mengalir ke Kota Serang paling tidak sesuai kebutuhan sekalipun harus dilakukan buka tutup jangan ditutupnya lama dibukanya sejam dua jam,” ujarnya.
Dituturkan Syafrudin, jika memang di Kota Serang ada puso akan ada kebijakan dari Pemkot berupa kompensasi berbentuk uang namun, Syafrudin belum bisa menyebut berapa angka yang akan dijadikan ganti rugi itu.
“Nanti akan ada kompensasi dari Pemkot berupa uang, saat ini belum bisa disebutkan berapa nominalnya. Tapi puso itu kan dinilai bukan oleh kita saja tapi oleh semua pihak,” tukasnya.
Sebelumnya diberitakan, Balai Perlindungan Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (BPTPHP) Banten menyebut seluas 55 Hektare areal sawah tanam di Kota Serang mengalami puso akibat kekeringan yang berkepanjangan.
Demikian dikatakan oleh Kepala BPTPHP Banten Luki Saptaji kepada awak media saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (22/8).
Kata Luki, menurut catatan BPTPHP ada sebanyak 2234 Hektare sawah yang terdampak kekeringan dengan berbagai kondisi yakni, 1819 hektare masih dalam keadaan ringan, 333 hektare masuk kategori sedang, 27 hektare kondisi berat dan 55 hektare mengalami puso.
“Yang mengalami kondisi berat ini, sudah tidak ada air, tidak bisa diatasi jika dalam seminggu ini tidak turun hujan maka akan mengalami gagal panen atau puso,” katanya.
Dari 55 hektare yang mengalami puso, dituturkan Lukman terbagi dalam tiga kecamatan yakni Walantaka sebanyak 8 hektare, Cipocok Jaya sebanyak 5 hektare dan Kecamatan Taktakan sebanyak 42 Hektare.(Kie)
