Oleh : Abner Wanggai )*
Kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) berulah lagi dengan melakukan penembakan di Pegunungan Bintang. Mereka berani melontarkan pelor ke kendaraan milik aparat. Padahal mobil itu berisi logistik yang akan diberi ke warga. Masyarakat merasa resah dengan KKSB dan menganggap mereka penghambat pembangunan.
KKSB adalah kaum separatis yang bersembunyi di hutan dan pegunungan, dan memilki misi untuk memerdekakan Papua. Mereka punya senjata tak berizin, yang entah didapatkan di pasar gelap atau tempat lain, dan menggunakannya dengan semena-mena. Sudah banyak penembakan yang mereka lakukan, termasuk kejadian tanggal 20 oktober 2020 lalu.
Di Serambakon, Distrik Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, ada peristiwa penembakan ke mobil dinas milik tentara, yang dilakukan oleh KKSB. Menurut Brigjen TNI Izak Pangemanan, Danrem 172/PWY, ada 2 anggotanya yang jadi korban. Yakni Prada Haldan dan Prada Goesmansyah. Beruntung mereka hanya mendapat luka ringan dan sudah diobati di RSUD Oksibil.
Brigjen Izak Pangemanan melanjutkan, KKSB menembak dari jarak sekitar 200 meter. Tindakan mereka membuktikan bahwa kelompok separatis itu tidak mendukung pembangunan di Papua. Karena tentara di Bumi Cendrawasih ditugaskan untuk mendukung pembangunan, sehingga ketika mereka menembaki mobil TNI berarti tidak mau daerahnya maju.
Peristiwa penembakan ini sangat miris karena membuktikan bahwa KKSB makin brutal. Karena mobil yang ditembak sedang membawa logistik untuk warga. Padahal mereka tahu bahwa kendaraan itu milik TNI, tapi nekat melontarkan peluru. Apa KKSB lupa kalau TNI adalah sahabat rakyat?
Selama ini KKSB memang berambisi untuk memerdekakan Papua dari Indonesia, dan tidak mengakui pemerintahan di Jakarta. Padahal pemerintah sudah berusaha keras untuk memajukan Bumi Cendrawasih dan memberi keistimewaan berupa otonomi khusus. Pernah juga ada pejabat dari Papua, yakni Freddy Numberi. Namun KKSB menutup mata dari fakta tersebut.
Ditolaknya pembangunan di Papua merupakan hal yang miris. Karena pemerintah ingin agar wilayah timur juga maju seperti wilayah barat Indonesia. Akan tetapi KKSB malah tidak mau ada modernitas di Papua. Sungguh sayang, karena mereka bisa punah terkena lintasan zaman jika tidak mau beradaptasi.
Pemerintah sudah membuat Jalan Trans Papua yang memajukan wilayah sana dan mempercepat transportasi. Namun KKSB malah mengajak warga sipil untuk memberontak, karena Indonesia dianggap penjajah. Sungguh air susu yang dibalas dengan air tuba. Mereka lupa bahwa warga Papua lebih pro pemerintah dan tidak mau diajak oleh kaum separatis.
Memang KKSB adalah sekelompok oknum yang menolak hasil pepera yang menyatakan bahwa Papua (dulu Irian Jaya) adalah bagian dari Indonesia. Mereka ingin membuat Negara Federal Republik Papua Barat dan mengibarkan bendera bintang kejora. Padahal tidak ada ceritanya sebuah negara dalam negara dan negara federal tersebut tidak sah di mata hukum.
Ketika KKSB melihat aparat, bagaikan representasi dari pemerintah Indonesia, jadi mereka dengan brutal menembakinya. Padahal menembak orang yang tak bersalah adalah kejahatan besar, apalagi jika dilakukan diam-diam. Peristiwa penembakan ini juga bukan untuk pertama kalinya, namun mereka tidak kapok dan terus mengulanginya.
Jika penembakan dilakukan secara sembunyi-sembunyi, maka memperlihatkan karakter KKSB yang licik dan tak tahu malu. Sekarang mereka jadi buronan dan bersembunyi dari kejaran aparat. Warga sipil juga paham dan tidak mau bekerja sama dengan KKSB, sehingga tidak mau menerima mereka dan menyediakan tempat penampungan.
Penembakan pada mobil anggota TNI mempresentasikan KKSB yang tidak mau Papua jadi maju. Karena kedatangan TNI di Bumi Cendrawasih adalah untuk membantu pemerintah membangun daerah sana. Semoga KKSB segera bertobat dan menyerahkan diri, agar tidak terus meresahkan masyarakat Papua.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Yogyakarta