Oleh: Timotius Gobay )*
Sebentar lagi umat kristiani akan merayakan natal dan menyambut tahun baru. Penduduk di Papua juga bersuka cita dalam menyambutnya. Mereka berharap situasi akan selalu kondusif, dan tidak ada yang mengacaukan perdamaian di Bumi Cendrawasih. Masyarakat terus berusaha agar menjaga kerukunan antar umat.
Natal dan tahun baru menjadi momen bahagia bagi masyarakat di Papua yang menganut agama kristen dan katolik. Di hari raya yang syahdu, mereka kompak sekeluarga untuk beribadah ke gereja, lalu pulang dan bertukar kado. Kerabat dan sahabat akan datang untuk mengucapkan selamat natal dan berkumpul sambil menikmati hidangan.
Situasi damai ini perlu dijaga agar tidak ada yang merusaknya. Karena momen natal dan tahun baru kadang digunakan oleh oknum untuk menyebar hoax.
Tujuannya agar masyarakat merasa resah dan akhirnya timbul perpecahan antar umat dan suku. Mereka juga diajak agar mendukung kelompok separatis dan meninggalkan kesetiaan pada NKRI.
Kelompok separatis memviralkan tanggal 14 desember sebagai hari kemerdekaan melanesia. Isu yang muncul jelang natal ini tentu bisa merusak kebahagiaan warga sipil Papua dan memecah konsentrasi mereka dalam mempersiapkan hari raya.
Masalah SARA memang ditonjolkan, agar penduduk di Bumi Cendrawasih berbalik menjadi pro separatisme.
Jan Christian Arebo, Ketua Umum Dewan Nasional Pemuda Adat Papua menghimbau agar masyarakat di Bumi Cendrawasih, terutama yang ada di 5 wilayah adat, untuk menjaga kedamaian dan kondusivitas di Papua. Jangan ada lagi kelompok separatis yang memprovokasi warga untuk memperingati hari kemerdekaan tersebut.
Di Papua memang warga aslinya berasal dari ras melanesia. Namun bukan berarti mereka adalah orang-orang yang menganut chauvanisme. Masyarakat sadar kalau di Bumi Cendrawasih, ada berbagai suku, ras, dan agama. Karena ada pula pendatang dari pulau lain yang bukan berasal dari ras yang sama dan menganuti keyakinan yang berbeda.
Oleh karena itu, imbauan dari Ketua Umum Dewan Nasional Pemuda Adat Papua memang wajib dilakukan.
Tujuannya agar suasana jelang natal dan tahun baru di Bumi Cendrawasih selalu damai dalam harmoni. Jangan sampai di hari raya malah ada perpecahan di kalangan masyarakat, karena mereka termakan oleh hoax.
Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw berharap agar natal dan tahun baru di Bumi Cendrawasih berlangsung dengan tertib dan penuh hikmah. Semoga suasana ini terus terjaga agar Papua jadi wilayah yang aman, damai, dan tentram. Juga menjadi tempat yang aman bagi semua orang. Dalam artian, baik warga sipil maupun pendatang, merasa senang hidup di Bumi Cendrawasih.
Irjen Pol Paulus Waterpauw melanjutkan, suasana damai di Bumi Cendrawasih berlangsung karena jajaran kepolisian kompak dalam menjaga kondusivitas, mulai dari Polda hingga Polsek. Sehingga seluruh warga bisa merasa aman untuk merayakan natal dan menyambut tahun baru. Karena ada kerja keras dari kepolisian untuk menjaga keamanan di Papua.
Masyarakat dihimbau agar kompak dan bekerja sama dalam menjaga perdamaian di Papua. Mereka bisa langsung melapor ke polsek jika ada peristiwa yang sekiranya berpotensi menimbulkan kerusuhan, pada libur hari raya natal atau tahun baru. Jadi kekacauan itu bisa dicegah, karena warga sipil dan polisi kompak dalam menjaga perdamaian di Papua.
Semoga natal dan tahun baru di Papua selalu berlangsung dengan aman, damai, dan penuh harmoni. Warga sipil bisa menikmati suasana hari raya yang syahdu dan penuh kasih sayang antar anggota keluarga. Tidak ada yang terprovokasi oleh hoax yang diciptakan oleh kaum separatis. Karena mereka selalu berpikiran positif dan mengecek kebenarannya terlebih dahulu.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Semarang