Penulis: Vanessa Devara Ardine
BANTENKINI.COM – Federasi sepak bola dunia FIFA lewat laman resmi mereka pada Rabu (29/3/2023) akhirnya mengumumkan pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 karena situasi politik. Situasi politik lagi-lagi menjadi alasan dibalik pembatalan beberapa negara menjadi tuan rumah di ajang Piala Dunia U-20.
Kini Indonesia menambah list negara-negara yang gagal menjadi tuan rumah dalam perhelatan piala dunia tahun 2023.
Berdasarkan pernyataannya, FIFA mencopot status tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 dari Indonesia karena “Situasi terkini”, namun hal tersebut tidak dijelaskan secara mendetail.
Penyebab pembatalan ini disinyalir karena adanya penolakan oleh beberapa tokoh, parpol dan organisasi masyarakat yang menolak Tim Israel datang ke Indonesia, polemik penolakan ini pun ramai dibicarakan di media sosial.
Kabar ini tentunya menjadi kabar memilukan bagi dunia sepak bola Indonesia, pasalnya menjadikan Indonesia sebagai negara keempat yang gagal menggelar Piala Dunia U-20. Serta Indonesia juga menjadi negara ketiga yang gagal karena situasi politik.
Ya, Lagi-lagi situasi politik menjadi alasan dibalik pembatalan negara-negara dalam menyelenggarakan piala dunia U-20, selain Indonesia siapa lagi?
Yugoslavia – 1993
Sebelum negara Yugoslavia pecah, FIFA pernah menunjuk Yugoslavia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Namun sayangnya pada tahun tersebut terjadi perang saudara. Situasi politik saat itu yang mencekam membuat FIFA memindahkan pelaksanaan Piala Dunia U-20 di Australia.
Irak- 2003
Selanjutnya adalah Irak sebagai negara yang gagal menjadi tuan rumah karena situasi politik.
Hal ini disebabkan karena Invasi Amerika Serikat 20 tahun lalu, adanya permasalahan dalam politik luar negeri akhirnya menggagalkan rencana tersebut. Padahal FIFA yakin Irak merupakan tempat yang cocok untuk menyelenggarakan ajang Piala dunia U-20 ini.
Namun akhirnya Irak mau tak mau memaksa FIFA memindahkan venue ke Uni Emirat Arab.
Situasi politik yang tidak dapat dihindari ini menjadi penghambat negara-negara terpilih untuk menjadi tuan rumah, hal ini tentunya membawa kerugian bagi negara-negara tersebut, baik di sektor ekonomi, gagalnya timnas untuk tampil dan nama negara yang akan diingat sebagai negara yang gagal menjadi tuan rumah, semoga kedepannya situasi politik tidak lagi menjadi hambatan dalam pelaksanaan Piala Dunia ini.
Penulis adalah Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa