Bantenkini, Serang,- Adanya penyusutan pada beras untuk bantuan sosial bagi warga terdampak covid-19 di gudang beras Kelurahan Kilasah, Kecamatan Kasemen, Kota Serang mendapat perhatian serius dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Serang.
Ketua DPRD Budi Rustandi yang kesal langsung melakukan sidak ke gudang beras di Kelurahan Kilasah, Kecamatan Kasemen, Kota Serang pada Rabu (8/7) sore.
Budi Rustandi mengatakan dengan tegas, jika saat penyaluran ke masyarakat masih ditemukan kekurangan takaran, maka sebaiknya Pemerintah Kota Serang tidak usah membayar kepada pihak penyedia beras tersebut.
“Dan saya merekomendasikan, kalau belum memenuhi targetnya sesuai dengan volume berasnya yang 10kilogram, itu tidak akan dibayar,” ucapnya usai sidak.
Namun, terkait penyusutan beras yang terjadi. Diakui Budi, dirinya masih dapat memaklumi karena hanya sedikit volume yang berkurang dikarenakan human error. Sehingga ia pun meminta agar pihak penyedia beras untuk bisa memperbaiki kekurangan yang terjadi.
“Ini hanya human error aja, ketika nimbang karena banyak jadi ada yang kurang. Karena timbangannya ada yang digital, ada yang timbangan (manual). Tadi yang timbangan lebih pas dites. Kalau yang digital itu yang kurang. Tapi ini kan akan diperbaiki,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian (Kadistan) Kota Serang, Edinata menambahkan, jika pihaknya tidak akan membayar pihak penyedia jasa jika terjadi kekurangan takaran pada setiap beras yang akan disalurkan untuk masyarakat tersebut. Sehingga ia pun sudah menegur pihak penyedia beras untuk segera diperbaiki.
“Ini kita jelas, kalau masih kurang, tidak akan kita bayar. Tapi hari ini diselesaikan. Ini beda dengan ukuran, tidak boleh. Kata Pak Walikota, satu butirpun tidak boleh kurang. Harus diperbaiki,” kata Edinata.
Menurutnya, penyusutan pada setiap karung beras berisi 10kilogram terjadi karena adanya kalibrasi yang disebabkan perbedaan ukuran dan jenis timbangan yang digunakan.
Namun melihat stok beras yang masih banyak, disampaikan Edinata, pihaknya hanya menganggap hal itu hanya sebuah ketidaksengajaan.
“Stoknya masih banyak, apa sih? Toh tidak ada niat apa-apa. Tapi karena udah viral ya harus diperbaiki. Penyusutan itu karena kalibrasi. Timbangannya pun ada yang manual ada yang digital,” tukasnya.
Diketahui, Pemerintah Kota Serang membeli beras sebanyak 225 ton dari petani di Kecamatan Kasemen dengan harga Rp 10.525/kg. Pembelian beras dilakukan untuk nanti disalurkan kepada para petani, nelayan dan warga yang terdampak covid-19 yang belum pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah.
Selain beras, Pemerintah Kota Serang pun akan memberikan dana stimulan sebesar Rp 500ribu kepada 1.527 nelayan yang ada di Kota Serang. Penyaluran akan dilakukan secara bertahap, dimulai dari bulan Agustus hingga Desember 2020 mendatang.