BANTENKINI.COM, KOTA TANGERANG – Mendung masih bergelayut di langit Cikokol, Kota Tangerang saat pengumuman penutupan acara itu terdengar melalui loudspeaker. Di area Taman Kunci yang hijau, Dheny Kuntjoro, S. Sos, M. Si, Kepala Bidang Kepemudaan Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Tangerang menyampaikannya secara resmi bahwa, perhelatan Lomba Mural Tingkat Nasional: Flyover Cikokol Kota Tangerang, telah usai dilaksanakan
Mewakili jajaran panitia, ia juga menyampaikan hasil proses penjurian akan dilanjutkan tanggal 20 Desember 2021, esok hari.
Event yang digelar sepanjang 18-19 Desember 2021 ini telah diikuti oleh dua puluh empat kelompok peserta dari berbagai kota, mereka adalah para peserta yang lolos dari babak penyisihan sebelumnya.
The Lima Studio, salah satu kelompok asal Kota Rangkasbitung yang ikut lolos babak penyisihan, tampak antusias sejak hari pertama mengikuti kegiatan ini. Lomba mural tingkat nasional, yang memang belum pernah terjadi di Kota asal mereka.
“Tantangan dan pengalamannya berbeda, ini yang membuat kami harus maju, ya kalau soal menjadi juara mah, doakan saja”, ungkap Ocim yang tengah asik memainkan kuasnya di tembok kolong flyover cikokol, bersama empat temannya.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Dispora Kota Tangerang ini, sekaligus menambah catatan penting dalam sederet peristiwa kesenian di ranah seni jalanan (street-art) yang belakangan mulai kembali merebak, mengiringi gerak senirupa di Provinsi Banten yang kian menggeliat.
Lebih jauh Dheny menjelaskan, kegiatan (lomba mural) ini merupakan kelanjutan dari agenda sebelumnya yang sempat tertunda akibat kondisi Pandemi.
“Saya berterima kasih kepada para seniman dan seluruh pihak, yang turut serta berpartisipasi dalam kegiatan ini”, ucapnya di antara peserta.
Identik dengan masyarakat multikultural, hendaknya Kota Tangerang dapat lebih terbuka dalam rangka melestarikan dan memperkenalkan aset kebudayaan yang ada, yang dianggap memiliki keberagaman dan nilai historis yang cukup unik. Maka kegiatan ini dipilih sebagai cara efektif untuk menempuh itu.
” Lomba mural ini memang salah satu media yang kami pilih, dengan tujuan agar kami dapat memperkenalkan Kota Tangerang secara luas, yang khas dan utuh, dengan segala ragam kebudayaan dan etnis didalamnya”. Demikian ungkap Dheny dalam wawancara bersama wartawan bantenkini.com, Arie Siswana.
Seperti diketahui, rencana lomba Mural Flyover Cikokol yang mengangkat tema “Pesona Destinasi Wisata dan Budaya Kota Tangerang” yang diinisiasi oleh Pemerintah Kota Tangerang ini, sejak semula digulirkan beberapa bulan lalu telah mendapat sambutan positif, tidak hanya dilingkungan pekerja seni.
Tetapi juga membuka peluang kerjasama bagi pihak ketiga yang dianggap bisa bersinergi dan saling memberi manfaat bagi keduanya. Tentunya dengan tetap mengacu pada pemberdayaan masyarakat seni dan pengelolaan aset wisata daerah yang ada di wilayah Tangerang dan sekitarnya.
Bak gayung bersambut. Apa yang diinginkan pihak Pemkot, mendapat respon baik dari salah satu perusahaan cat dengan kwalitas terbaik di Kota Tangerang, PT. Pacific Paint.
Perusahaan yang memiliki departement khusus yang concern menangani kegiatan-kegiatan senirupa-mural. Melalui Ricky Soesanto, Corporate Head of Marketing Pacific Paint mengatakan, jika perusahaannya sangat mendukung kegiatan ini.
Sebagai produsen cat dengan rating penjualan tertinggi di wilayah Tangerang raya, perusahaan ini juga tercatat telah beberapa kali menyelenggarakan aksi-aksi street-art, yang aktif melibatkan para muralis.
Dadan Matdani salah seorang peserta, juga membenarkan itu. Beberapa kali pelukis alumni UNJ ini pernah mengikuti kegiatan mural yang disponsori oleh Pt. Pacific Paint.
Strategi kebudayaan dengan pendekatan preventif melalui ruang kreatifitas dengan melibatkan para pekerja seni produktif seperti ini, memang layak untuk dilakukan oleh para pemangku kebijakan ditingkat daerah, sebagai bentuk dukungan terhadap program pemerintah pusat dalam rangka menjaga dan melestarikan kebudayaan daerah.
Agar pembangunan di bidang insfrastruktur, dapat sejalan bersama pembangunan sumber daya manusia yang juga menjadi prioritas, sehingga keseimbangan dalam pembangunan yang menyeluruh dapat tetap terjaga, lazimnya seperti itu.
(AS)