Oleh: Aldia Putra )*
Akhir tahun ada liburan selama hampir 14 hari. Dulu hal ini terasa menyenangkan tapi sekarang sebaliknya. Penyebabnya karena di masa pandemi, keramaian saat kerumunan bisa membentuk klaster corona baru. Masyarakat pun diimbau untuk mematuhi protokol kesehatan jelang liburan akhir tahun.
Saat awal pandemi, kita dilarang keras untuk keluar rumah. Namun sejak fase adaptasi kebiasaan baru (dulu: new normal) semua boleh beraktvitas di luar asal pakai masker dan menaati protokol kesehatan. Banyak yang lega karena mereka bisa berjualan di jalanan dan mencari nafkah halal di luar rumah, atau bekerja lagi di kawasan perkantoran.
Ketika banyak orang yang boleh bekerja di kantor, apakah boleh juga untuk liburan? Di bidang pariwisata memang sangat terpukul akibat serangan badai corona, karena otomatis pendapatan dari para turis asing menurun drastis. Saat sudah fase adaptasi kebiasaan baru, para pebisnis wisata baru membuka usahanya agar didatangi oleh turis lokal.
Sebenarnya yang ditakutkan dari masa liburan yang akan kita jalani beberapa hari lagi adalah adanya keramaian. Karena jelas melanggar physical distancing dan dikhawatirkan bisa membentuk klaster corona baru. Jadi, liburan boleh saja, karena memang banyak orang stress akibat terlalu lama di rumah. Namun harus sesuai protokol kesehatan, sehingga semua aman.
Beberapa hari sebelum liburan, sebaiknya Anda sekeluarga melakukan tes agar tahu hasilnya reaktif covid atau tidak. Lebih baik tes swab daripada rapid, karena lebih akurat. Lagipula sekarang banyak laboratorium atau klinik swasta yang mematok harga tes swab yang terjangkau. Tes ini juga penting karena sebelum naik kereta api atau pesawat, harus menunjukkan hasilnya.
Setelah itu, cari informasi tempat wisata mana yang masih sepi, sehingga jauh dari kerumunan. Biasanya yang ramai adalah kawasan yang sudah terkenal, jadi pilih yang masih baru diresmikan atau pantai yang perawan. Jika memang tidak ada alternatif lain, maka pilih hotel dan tempat wisata yang benar-benar mematuhi protokol kesehatan.
Hotel yang mematuhi protokol kesehatan berarti hanya mau menampung maksimal 50% tamu. Seluruh staf juga pakai masker (bukan hanya faceshield). Juga menyediakan hand sanitizer untuk semua tamu. Selain itu, demi keamanan maka layanan sarapan diantar ke kamar, agar tamu tidak menumpuk dan akhirnya melanggar physical distancing.
Sebagai tamu hotel kita juga siap bawa hand sanitizer sendiri, dan bawa masker minimal selusin. Jika makernya adalah jenis maker bedah tentu hanya sekali pakai dan langsung dibuang setelah kotor. Selain itu hindari masker buff dan scuba karena tak efektif menahan droplet. Demi keamanan, hindari juga acara berenang jika ragu akan kesterilannya.
Setelah istirahat di hotel maka datangilah tempat wisata yang juga mematuhi protokol kesehatan. Semua pengunjung dan pegawai wajib pakai masker dan saat masuk harus diperiksa pakai thermal gun. Ada tempat cuci tangan di bagan dalam dan luar. Lebih baik datang saat kawasan baru buka. Walau pengunjung dibatasi namun tetap waspada akan keramaian.
Jika semua disiplin saat liburan maka tidak akan mudah kena corona. Demi keamanan, maka lakukan tes swab sekali lagi, setelah liburan. Jadi dipastikan Anda benar-benar sehat dan bebas corona. Setelah lelah traveling, sisakan 1 hari untuk istirahat di rumah. Juga makan buah dan sayur agar stamina terjaga.
Traveling saat liburan panjang di masa pandemi covid-19 memang harus super hati-hati, karena kita tentu tak mau kena corona setelahnya. Pastikan pilih tempat wisata yang masih sepi dan aman dan hindari kerumunan. Bawa selalu hand sanitizer dan cadangan masker.
)* Penulis aktif dalam Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini