BANTEKINI.COM, KOTA TANGERANG – Jari jemari ema’-ema paruh baya tampak lincah merajut tali temali menjadi aneka tas cantik nan menarik. Mereka merajut tali kur, nilon dan satin dijadikan tas pesanan dengan harga kisaran Rp350 ribu per buah.
Itulah kegiatan sekumpulan ema’-ema’ Kampung Kosong RT 03 RW 04 Kelurahan Panunggangan Kecamatan Pinang Kota Tangerang memanfaatkan waktu luangnya usai berbenah di rumah.
Para ema’ tersebut yakni Nurlela, Sukenah, Siti Fatimah, Salamah, Nur Aisyah, Munawati Bunda Ndit dan Rumini. Bagi ema’-ema’ Kampung Kosong ini, semenjak satu tahun terakhir tak ada waktu kumpul dengan tetangga untuk sekedar “ngerumpi”.
Bagi mereka, duduk di rumah sembari menyelesaikan pesanan tas rajut merupakan kesempatan berharga ketimbang ngerumpi.
“Selama ini sih kita cuma mengerjakan tas rajut ini berdasarkan pesanan pembeli. Kita belum produksi massal atau dijual di toko,” ungkap Ketua Kelompok Tas Rajut Bunda, Munawati Bunda Ndit saat ditemui di tempat kegiatannya di Jalan H Dero, Kampung Kosong RT 03 RW 04 Kelurahan Panunggangan Kecamatan Pinang, kemarin.
Diungkapkan Munawati Bunda Ndit, selama ini pesanan datang dari para teman. Mereka melihat tas yang digunakan kawannya tampak cantik menarik, lantas tanya-tanya tas yang digunakan itu beli dimana?
“Kawan dari daerah lain banyak yang pesan. Ada dari Sumatera dan Kalimantan. Mereka pesan motif dan bentuk tas yang diinginkan,” jelas Bunda Ndit.
Sebelum pandemi covid ’19, sambung Bunda Ndit, orderan Tas Rajut Bunda lumayan ramai. Namun kini kegiatan ema’-ema’ ini terimbas covid.
“Sebelum ada covid, masing-dari kita, dua minggu bisa laku tiga tas. Sekarang lagi covid begini dua minggu paling cuman dua tas,” terangnya.
Dijelaskannya, ketika awal belajar merajut, jari-jari tangan terasa sakit dan pegal. Namun lama kelamaan, karena terbiasa rasa itu sudah tidak ada.
“Asik aja. Abis bebenah di rumah, duduk selonjoran sembari nganyam. Anyaman rampung jadi tas, dapet duit,” tambah Nurlela, anggota kelompok Tas Rajut Bunda.
Camat Pinang Kaonang sangat mendukung kegiatan yang dilakukan ema’-ema’ Kampung Kosong ini. Kaonang pun terus mendorong ema’-ema’ Kampung Kosong untuk berkreasi melalui tas rajut sehingga menjadi bagian dari usaha mikro kecil menengah (UMKM) Pinang Beres.
“Tas Rajut Bunda buatan ema’-ema’ Kampung Kosong ini berkwalitas dan modis. Saya harap terus menciptakan produk berkwalitas ini dengan desain atau mode kekinian. Sehingga bisa disukai kaum milenial,” jelas Camat Pinang Kaonang saat mengunjungi kegiatan kaum ibu ini, Jumat 28 Agustus 2020.