Swasta Distribusi Obat Herbal Covid-19, BPOM Malah Ganggu

0
40 views

Bantenkini.com Tangerang – Ditengah situasi pandemi, Indonesia telah mengeluarkan seluruh daya upaya untuk kemutus penularan Covid-19. Namun, dilapangan tak sedikit ditemukan persoalan terbatasnya Fasilitas Kesehatan (Faskes) dan Tenaga Kesehatan (Nakes).

Oleh karenanya, negeri ini membutuhkan pula campur tangan berbagai pihak untuk bahu membahu bersama sama sesuai kemampuannya masing masing utk satu tujuan menyelamatkan seluruh komponen anak bangsa dari terjangan wabah virus.

Demikian disampaikan Bestari Barus selaku Perwakilan Yayasan Buddah Tzu Chi Indonesia dalam keterangan tertulisnya seraya menyebut turut prihatin, Rabu (7/7/2021).

Yang paling disorot Bestari ialah kelangkaan oksigen. Permasalahan tersebut harus menjadi hal utama untuk diberikan sentuhan besar di kekinian demi terlayaninya masyarakat sudah terpapar Covid-19.

Kebutuhan oksigen bagi yang isolasi mandiri, menurut Bestari perlu menjadi perhatian agar mereka masih bisa lebih panjang umur menunggu antrian Faskses.

“Tabung oksigen langka dan jika pun ada harganya melonjak tak karuan dari harga normal Rp.800.000 menjadi diatas 3,5 juta rupiah/unit,” ungkapnya.

Persoalan lainnya yang turut menjadi perhatian pihaknya adalah Permainan Harga Jual Obat Covid-19 dipasaran. Kemudian keluhan publik dengan sigap di tindaklanjuti oleh Presiden Jokowi.

“terimakasih pak presiden telah memberikan sentuhan melalui sidak sidak pejabat negara,” tutur Bestari.

Disisi lain, pihak Bestari mengeluhkan Badan POM yang terkesan menjegal ruang gerak untuk membantu menyelamatkan anak bangsa melalui distribusi obat Covid-19 merk Lianhua Qingwen Capsules.

Padahal, obat jenis herbal ini sempat didistribusi ke masyarakat dan sudah dikonsumsi sebagian tanpa ada keluhan efek samping. Bestari mengaku obat herbal tersebut solusi alternatif bagi orang yang tidak mendapat pelayanan Faskes

“Saya bersaksi bahwa sangat banyak yang menerima manfaat herbal ini. Termasuk ketika saya diminta tolong kirim oleh RSUD Tarakan Kaltara, karena RS terpaksa tutup pelayanan diakibatkan ratusan Nakes nya terpapar Covid-19. Saya mengirimkan 1200 puk obat Lianhua Qingwen Capsules atas permintaan dr.Janta Firdaus. Alhamdulillah testimoni nya semua sembuh dari Covid-19 dan tak satupun yg tercelakai oleh Herbal ini,” beber Bestari.

“Sayang, masyarakat warga bangsa ini harus menundukkan kepala bersedih karena Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia tidak diberikan ijin import lagi oleh Badan POM. Entahlah karena apa ini terjadi,” keluh Bestari.

Dirinya menilai Badan POM sudah diskriminatif dengan pihaknya selaku swasta yang peduli ditengah situasi pandemi. Bestari berujar anomali sikap ditampilkan oleh Badan POM dimana terdapat contoh sebelumnya, obat merk lain (Ivermectin) sempat di persoalkan namun kembali diperbolehkan.

“Pertanyaannya, apakah ini karena Yayasan Buddha Tzu Chi membagikan untuk menolong masyarakat dengan lebel geratis, sehingga menggangu mekanisme pasar ?,”

“Mohon menjadi perhatian Pak Presiden agar masyarakat warga bangsa ini masih bisa mendapatkan kembali harapan nya melalui ketersediaan Herbal Lianhua ini,” harapnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here