Sosialisasi 4 Pilar MPR RI di Serang Banten, Bung Abe Direktur Karang Tumaritis Institute Paparkan Makna Pancasila

0
87 views
Kegiatan Sosialisasi 4 Pilar MPR RI.
Kegiatan Sosialisasi 4 Pilar MPR RI.

BANTEN, | Direktur Karang Tumaritis Institute, Abraham Garuda Laksono mengatakan pentingnya merawat warisan pendiri bangsa yaitu Pancasila untuk menjaga keutuhan negara Indonesia.

Menurut Abraham, Pancasila juga merupakan peradaban bangsa Indonesia yang digali oleh Bung Karno yang kemudian menjadi falsafah sekaligus sebagai ideologi bangsa.

“Bung Karno mewariskan Pancasila sebagai jalan hidup bangsa Indonesia. Dan karena Pancasila juga bangsa ini tetap utuh hingga saat ini,” ungkap Abraham saat menyampaikan materi Sosialisasi 4 Pilar, yang diselenggarakan Anggota MPR RI Dapil Banten II, Ichsan Soelistio bertempat di Sekretariat DPC PDIP Kabupaten Serang, Banten, Sabtu (1/4/2023).

Kegiatan Sosialisasi 4 Pilar MPR RI.
Kegiatan Sosialisasi 4 Pilar MPR RI.

Lebih lanjut milenial muda yang biasa disapa Abe itu menjelaskan, bahwa di Indonesia terdapat 1.340 suku dengan budaya kebiasaan yang berbeda beda, juga terdapat 652 bahasa daerah.
Dan Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang sangat kaya.

“Sehingga dengan kondisi seperti itu, orang luar menyebut Indonesia adalah negeri ajaib,” katanya.

Runtuhnya Uni Soviet dan Yugoslavia
Menurut Abe, andaikan saja Indonesia tidak memiliki Pancasila yang menjadi perekat kuat dan sebagai “kompas” dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Maka bukan tidak mungkin kini Indonesia tinggal kenangan lantaran hancur berkeping-keping.

“Kita berkaca pada Uni Soviet yang pernah menjadi negara adidaya sampai akhir 1980-an, runtuh dan sekarang pecah menjadi 15 negara,” ujarnya.

Saat itu pemimpin Soviet yang terakhir, Mikhail Gorbachev, mencoba merestrukturisasi negara yang dipimpinnya melalui kebijakan glasnost dan perestroika, tetapi justru memicu perpecahan di Uni Soviet yang akhirnya secara resmi bubar pada 1991.

Abe juga menyebut, dalam catatan sejarah bahwa Bung Karno pernah datang ke Yugoslavia menemui sahabatnya Josip Broz Tito sebagai pemimimpin negara itu.

Tito menunjukan negaranya yang sangat kuat. Bung Karno pun bertanya kepada Tito, warisan apa yang akan ia berikan kepada negaranya setelah ia meninggal.

Kegiatan Sosialisasi 4 Pilar MPR RI.
Kegiatan Sosialisasi 4 Pilar MPR RI.

Josip Tito dengan bangga mengatakan bahwa ia akan meninggalkan kekuatan militer yang sangat kuat yang akan menjaga keutuhan negaranya.

Lantas Tito balik bertanya kepada Soekarno apa yang akan ia wariskan kepada Indonesia jika sudah berpulang.

“Aku tidak khawatir, karena telah kuwariskan Pancasila sebagai jalan hidup bangsa Indonesia,” ujar Soekarno kepada Tito.

Dan benar saja, setelah Josip Broz Tito meninggal, negaranya sekarang sudah tidak ada karena terpecah pecah menjadi 7 negara.

Padahal Yugoslavia luas wilayahnya hanya 200 ribu km2. Sementara Indonesia panjang bentangan dari Sabang sampai Merauke itu sekitar 10 ribu km, atau setara Jakarta-Makkah, Arab Saudi.

Namun puluhan tahun setelah Bung Karno tiada, Indonesia tetap utuh hingga saat ini atau 77 tahun sejak merdeka 1945.

“Jadi itulah, pemersatu negara kita bukan kekuatan militer. Tapi sebuah warisan dari pendiri bangsa ini, yaitu ideologi yang kuat namanya Pancasila,” kata Abe.

Pancasila Harus Diamalkan

Lulusan James Cook University Singapura itu juga menyatakan, sebagai bentuk konkrit merawat warisan pendiri bangsa, maka Pancasila harus lebih diketahui, dimengerti, dan dipahami oleh seluruh warga negara.

“Untuk kemudian diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Substansinya kita harus hidup gotong royong, tenggang rasa dengan toleran terhadap segala perbedaan,” jelasnya.

Selanjutnya Abe memaparkan makna dari sila-sila Pancasila. Untuk Sila Kesatu yang pada prinsipnya menegaskan, bahwa bukan saja bangsa Indonesia ber-Tuhan, tetapi masing-masing orang Indonesia hendaknya ber-Tuhan, Tuhan-nya sendiri.

Kemudian Sila Kedua yang pada prinsipnya menegaskan, bahwa kita harus mendirikan negara Indonesia Merdeka menuju kepada kekeluargaan bangsa-bangsa.

“Untuk Sila Ketiga, pada prinsipnya negara Indonesia bukan negara untuk satu orang, bukan satu negara untuk satu golongan. Tetapi kita mendirikan negara “semua buat semua”,” ujarnya.

Lalu untuk Sila Ke empat yang pada prinsipnya dengan jalan mufakat kita memperbaiki segala hal, termasuk keselamatan negara yaitu dengan jalan musyawarah dan mufakat di dalam Badan Perwakilan Rakyat.

Dan Sila Kelima yang pada prinsipnya menegaskan, bahwa tidak boleh ada kemiskinan dalam Negara Indonesia Merdeka.

“Jadi, betapa pentingnya merawat warisan Bung Karno sebagai pendiri bangsa yaitu Pancasila. Untuk menjaga keutuhan negara Indonesia,” imbuhnya.(tim)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here