BANTENKINI.COM, KABUPATEN TANGERANG – Masalah sampah seolah tidak ada habisnya, sampah acapkali dijadikan sebagai bahan atau barang yang sudah tidak berguna lagi. Namun ditangan orang orang kreatif, sampah seringkali menjadi bahan baru lagi dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi untuk membantu masyarakat setempat, Rabu (25/05/22).
Guna mengatasi permasalah Sampah solusi yang dilakukan pun banyak, salah satunya mengolah sampah dengan memanfaatkan lahan kosong oleh para pengusaha limbah di Desa Pisangan Jaya memberdayakan warga Desa Pisangan Jaya untuk menciptakan lapangan pekerjaan guna memenuhi kebutuhan hidup sehari – harinya.
Lahan yang selama ini tidak produktif di dimanfaat kan warga untuk menambah penghasilan,dengan menjadi pengepul dan mempekerjakan warga sekitar untuk menyurtil bahan limbah tersebut.
Sedangkan, bahan sisa yang tidak laku dijual atau residu dibuang ke TPA Jati Waringin agar tidak terjadi penumpukan.
Neman bule, atau ” Bang Bule ” salah satu pemilik limbah sampah, saat di mintai keterangan mengatakan, selain menciptakan suatu lapangan kerja, kegiatan pengelolaan sampah di Desa Pisangan Jaya ini juga membantu warga sekitarnya yang belum mendapatkan pekerjaan ( menganggur ), saya berdayakan untuk memilih sampah
( menyurtil ) yang masih bisa dipergunakan atau bisa dijual sebagai penunjang ekonomi mereka. Sedangkan, residu atau sampah yang tidak bisa dijual kami buang ke TPA Jati Waringin, dan saya selalu menekankan ke para pekerja limbah agar tidak membuang sampah ke kali, selain itu untuk jadwal pengangkutan sampah ke TPA Jati Waringin dilaksanakan pada setiap seminggu sekitar 3 atau 4 armada,” ujar Bang Bule.
Sementara itu Sahadi ( 50 ) atau yang sering di sapa Bang Hadi salah satu warga Kampung Sarakan RW. 04, Desa Pisangan Jaya, saat di temui di lokasi kegiatan memilih ( menyurtil ) sampah mengatakan, “Alhamdulilah merasa Senang dan terbantu, karena selama ini mendapatkan penghasilan dari menyurtil sampah yang masih bisa dijual, setiap hari saya bekerja disini guna memenuhi kebutuhan ekonomi saya,” kata Sahadi.
Lanjut sahadi juga menuturkan, meski ia dan rekannya tiap hari bergelut dengan bau sampah, ia tetap menjalaninya demi makan dirinya dan istri serta anak – anaknya. Saat sekarang pekerjaan susah, asal halal dan ada berkah mengapa tidak, Apalagi saya telah punya istri dan anak ini sudah jadi tanggungjawab selaku Kepala Keluarga,
“Lebih Baik Hidup Dari Sampah Daripada Hidup Menjadi Sampah,” ucap Sahadi. (Hermansyah)