BANTENKINI.COM, RANGKASBITUNG – Sejak dilaunching perubahan Nomenklatur dari Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung menjadi Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Rangkasbitung. Dipimpin Kepala Lapas Budi Ruswawanto langsung tancap gas dengan melakukan melakukan Pembangunan salah satu Sarana Asimiliasi Edukasi (SAE) Pondok Asimilasi di Jalan Bypass Sumurbuang, Kecamatan Cibadak, Lebak.
Adapun pembangunan SAE pondok Asimilasi tersebut adalah dimulainya peletakan batu pertama pembangunan musholla, Jum’at (24/01).
Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Banten, Pimpinan Forkopinda Kabupaten Lebak, Kepala Tim Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia Provinsi Banten, Mitra Kerja dan Tamu Undangan lapas Rangkasbitung.
Dalam Sambutannya, Kepala Lapas Rangkasbitung, Budi Ruswanto menyampaikan bahwa sesuai dengan master plan pengembangan pondok asimilasi, akan dibangun SAE Pondok Asimilasi.
“Sarana Asimilasi Edukasi Pondok Asimilasi seperti Musholla, Rumah Singgah, tempat pelatihan dan lainya adalah upaya kita untuk mendukung revitalisasi pemasyarakatan yang kita Pusatkan di Pondok Asimilasi ini, karena Lapas III Rangkasbitung sudah ditetapkan sebagai Lapas Agrobisnis yang berkategori minimum security. ” Kata Budi Pria Asli Bandung dalam laporannya.
Menanggapi apa yang dilaporkan Kalapas Rangkasbitung, Kepala Divisi Pemasyarakatan, Slamet Prihantara menyatakan bahwa Kantor Wilayah terutama Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Banten sangat mengapresiasi dan mendukung penuh langkah yang dilaksanakan oleh Kalapas Rangkasbitung.
“Kami di wilayah sangat mendukung langkah dan program yang telah direncanakan, dan peletakan batu pertama ini adalah cikal bakal pembangunan Sarana Asimilasi Edukasi Pondok Asimilasi yang menjadi media Lapas Rangkabitung setelah ditetapkan dan dipercaya pimpinan menjadi lapas minimum security dan Lapas Agro bisnis, kami percaya kalapas bisa mengimplementasikan harapan pimpinan,” pesan Toro sapaan Akrab Kadivpas Banten.
Ungkapan yang sama juga diutarakan oleh Pimpinan Pondok La Tansa 2 Rangkasbitung, KH. Ahmad Faisal Hadziq.
“Kami sudah mengenal Lapas Rangkasbitung dengan seluruh model pembinannya, dan ini adalah wujud yang paling nyata, tidak terbatas oleh tembok yang besar, bentuk reintegrasi sosial yang nyata, pembangunan sarana ini kami dukung, agar disini pembinaan spiritual juga bisa berjalan beriringan,” pungkas KH Encon sapaan akrabnya