BANTENKINI.COM, RANGKASBITUNG – Rumah Tahanan (Rutan) Negara Klas IIB Rangkasbitung mendapat kepercayaan dari Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 3 Rangkasbitung atas keberhasilan pembinaan yang dilakukan kepada seluruh Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).
Hal ini tercermin dari kedatangan dewan guru beserta perwakilan siswa dari salah satu sekolah terbaik di Kabupaten Lebak ini dan diterima langsung oleh Kepala Rutan Rangkasbitung, Aliandra Harahap di Ruang Kepala Rutan Rangkasbitung, Jum’at (09/08)
Dalam keterangannya, Aliandra sapaan akrab Kepala Rutan Rangkasbitung, menyatakan apresiasinya terhadap kepercayaan dari pihak sekolah terhadap jalannya pembinaan di sini.
“Tentunya kedatangan guru dan siswa adalah perwakilan resmi dari sekolah, bagi kami langkah baik ibu dan para siswa adalah sebuah kepercayaan dan memiliki tujuan yang sangat baik. Rutan adalah tempat pelayanan, perawatan dan pembinaan WBP, para WBP diberikan pembinaaan dengan tujuan menjadi manusia yang lebih baik dan tentu kedatangan bu guru dan siswa bisa menjadi sarana edukasi bagi siswa lain agar lebih bersyukur dan menjadi cerminan untuk sadar hukum dan tidak salah langkah,” kata Aliandra
Karutan Rangkasbitung menyebutkan pentingnya informasi seluk beluk dunia Pemasyarakatan “karena ini sifatnya penelitian untuk karya ilmiah tentu kami mensupport, insyallah banyak manfaatnya selain sebagai proses pendidikan sekaligus juga kita bisa belajar kehidupan disini, jangan sampai kita terperosok dan salah langkah. Namun kami juga berharap pihak luar juga membuka diri, pasalnya mereka (WBP) semua disini sudah bertanggungjawab dan mengikuti serangkaian proses pembinaan, jika sudah keluar mereka (WBP) juga harus diterima dengan baik,” pesan Aliandra
Senada dengan Karutan, salah satu Guru Pembimbing SMAN 3 Rangkasbitung, Erma menyampaikan ia sendiri baru menginjak Rutan untuk pertama kali, kesannya sangat berbeda.
“Awalnya sih saya sendiri ragu yah, masih agak deg-degan gitu, namun ketika sudah masuk kesanya semua berbeda, kami tidak merasakan kesan angker/ seram, yang ada kami merasa berada di lingkungan pondok Pesantren karena memang disini model pembinaan Ponpes yah. Jadi kami rasa bawa siswa kesini itu tepat yah, tepat dari sisi kajian ilmiah dan sekaligus cermin motivasi bagi para siswa dan diri sendiri,” ujar Erma sapaan akrabnya.
Hal yang sama disampaikan siswa SMAN 3, Nico menyampaikan bahwa ia dan teman-teman awalnya terbata-bata tapi setelah beradaptasi dan melakukan wawancara dengan para santri binaan, jadi seperti lingkungan sekolah.
“Pengalaman juga ya masuk ke sini, jadi kita biar belajar dan mawas diri,” ucapnya