Kabupaten Pandeglang Kini Miliki Pusat Pendidikan Konservasi Berbasis Masyarakat

0
120 views

BANTENKINI.COM-PANDEGLANG—-Warga masarakat yang tinggal di Kabupaten Pandeglang, kini boleh berbangga hati, dan bisa mendaftarkan putra-putrinya ke Balai TNUK(Taman Nasional Ujung Kulon) , untuk melamar menjadi peserta didik di pusat pendidikan konservasi berbasis masyarakat tersebut. Untuk lebih jelasnya yang berkaitan dengan proses tata cara pendaftaran di sekolah ini bisa langsung menghubungi management TNUK.

Pusat Pendidikan Konservasi Berbasis Masyarakat itu telah diresmikan oleh Bupati Pandeglang Irna Narulita di Legon Pakis Tanjung Lame, Kecamatan Sumur,Kabupaten Pandeglang, Banten,Rabu (26/2/2020).

Sehingga adanya pusat pendidikan konservasi ini bisa mengedukasi masyarakat tentang perkembangan populasi habitat yang ada diwilayah Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK).

“Masyarakat Pandeglang khususnya bisa tau tentang keberadaan badak jawa yang ada di TNUK serta habitat lainnya yang sudah ada diwilayah TNUK,”ujar Bupati Pandeglang, Irna Narulita.

Dikatakan Irna, semua orang tau jika badak jawa bercula satu merupakan warisan dunia yang ada di Kabupaten Pandeglang. “Tapi hingga saat ini belum bisa melihat langsung seperti apa bentuk dan rupa badak jawa,” imbuhnya.

“Legon Pakis ini bisa menjadi sarana wisata edukasi masyarakat dan para wisatawan yang datang sebelum JRCA dibuat,”pungkasnya.

Sementara Kepala Seksi Satu Panaitan Husen mengatakan, pemanfaatan Pusat Pendidikan Legon Pakis ini akan dilakukan secara kolaboratif masyarakat dan Desa. “Desa dan masyarakat akan mengelola ini sambil kami dampingi sehingga bisa membuat forum bisnis dalam pemanfaatan nya,” katanya.

Dikatakan Husen, Pusat Pendidikan Konservasi dibangun dilahan seluas 30 hektar yang terletak dibeberapa titik. “Segmennya jelas untuk edukasi pendidikan konservasi bagi pengunjung, mulaidari pelajar, mahasiswa ,pencinta alam dan penelitian,” imbuhnya.

Masih kata Husen, Legon Pakis jiga bisa menjadi filter agar zona inti tidak terganggu. “zona inti bukan untuk kepentingan wisata hanya kepentingan terbatas seperti penelitian,” tuturnya.

Khusus untuk Wisata, Husen mengungkapkan tahun 2021 akan dibangun Javan Rhino Studi and Conservation Area (JRSCA) dengan program multiyears. “Nanti kita akan lakukan pemilihan oleh tenaga ahli, indukan yang sudah tidak produktif dua atau tiga akan kita pilih untuk display,”paparnya. (AsepWE)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here