BantenKini.com KOTA TANGERANG – Di tangan kreatif dan inovatif warga RW 05 Kelurahan Sudimara Pinang, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, limbah plastik dari bekas bungkus deterjen dan sejenisnya menjadi produk tas yang bernilai ekonomi. Kelompok usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) ini menamakan dirinya Lumintu.
Menurut Koordinator UMKM Lumintu, Slamet saat ini kelompoknya beranggotakan 28 orang. Mereka didominasi dari kalangan manula di sekitar wilayah RW 05 Sudimara Pinang. Kisaran usia anggota yang tergabung dalam UMKM Lumintu antara 50 – 75 tahun.
Camat Pinang, Kaonang mengungkapkan UMKM Lumintu masih memerlukan bahan-bahan untuk pembuatan aneka tas, hand bag dan lain-lain dari bahan limbah plastik. Pemasaran dari produksi UMKM Lumintu akan terus didorong agar dapat dibantu oleh pihak-pihak terkait.
“Untuk membantu penyediaan bahan baku, kami menugaskan kepada jajaran Tramtib Kecamatan Pinang jika ada operasi penertiban spanduk-spanduk berbahan bukan kain untuk dikirim ke Lumintu. Spanduk bekas itu untuk menjadi bahan utama produk Lumintu,” jelas Camat Pinang, Kaonang didampingi Kepala Seksi Kemasyarakat Kecamatan Pinang, Henry Dwi Kirana Putra saat meninjau UMKM Lumintu, Jumat pagi 24 Januari 2020.
Lebih lanjut Koanang menjelaskan pihaknya mensuport pemasaran produk-produk Lumintu. Guna lebih mengenalkan produk Lumintu kepada masyarakat luas, pihak Kecamatan Pinang akan mempromosikan melalui event produk UMKM, media sosial serta dibuatkan jaringan pemasaran.
“Setiap even di kecamatan akan menggunakan produk UMKM Kecamatan Pinang. Misalnya HUT Kota Tangerang tahun 2020 yang dilaksanakan tingkat kecamatan seluruh hadiahnya hasil UMKM Kecamatan Pinang. Di antaranya dari kaos, handuk, tas daur ulang dan lain sebagainya,” terang Camat Pinang, Kaonang.
Ditambahkan Kaonang, untuk mengajak masyarakat memanfaatkan sampah yang bisa didaur ulang (sampah non organik) Bank Sampah Kecamatan Pinang melakukan penerimaan pendaftaran perlombaan dalam rangka HUT Kota Tangerang ke 27 tingkat Kecamatan Pinang dengan menggunakan sampah non organik.***
• Ateng Sanusih | Yahya Suhada
