BANTENKINI.COM, SERANG – Sebanyak 4553 areal persawahan di sejumlah Kabupaten di Banten mengalami puso akibat kekeringan
pada musim kemarau tahun ini.
Kabupaten Pandeglang menjadi penyumbang tertinggi dengan areal sawah yang mengalami puso sebanyak 3564 hektare.
Disusul Kabupaten Lebak dengan 480 hektare, kemudian Kabupaten Tangerang dengan 260 Hektare, Kabupaten Serang 192 hektare dan Kota Serang dengan 55 hektare serta Cilegon 2 hektare.
Sementara 4243 hektare areal persawahan dalam kondisi berat dan terancam puso jika dalam kurun waktu satu Minggu kembali tidak turun hujan.
Kepala Balai Perlindungan Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (BPTPHP) pada Dinas Pertanian Banten Luki Saptaji mengatakan, akibat kemarau yang melanda Banten sejak tiga bulan terakhir menyebabkan 21.488,5 hektare sawah terdampak kekeringan.
“Seluas 4553 hektare sawah di Banten mengalami puso, 4243 dalam kondisi berat, 4299,5 kondisi sedang dan 8393 dalam kondisi ringan. Jika dalam tiga Minggu kedepan tidak turun hujan semua bisa terancam puso,” ujarnya, Jumat (23/8).
Dikatakan Luki, dari 4553 hektare sawah yang mengalami puso sebanyak 3564 hektare berada di Pandeglang dengan kecamatan Cikeusik jadi paling terdampak dengan 1530 hektare mengalami puso.
“Kemudian di Kecamatan Sukaresmi ada 644 hektare sawah yang mengalami puso, Kecamatan Angsana 357 hektare, Cimanggu 211 hektare dan Sumur 164 hektare sisanya menyebar di Kecamatan lain,” ucapnya.
Dituturkan Luki Saptaji, untuk Kabupaten Lebak tercatat ada 480 hektare sawah yang mengalami puso tersebar di lima kecamatan yakni, Malimping 102 hektare, Wanasalam 232 hektare, Panggarangan 54 hektare, Cihara 45 hektare dan Cilograng 47 hektare.
“Kemudian puso juga terjadi di Kabupaten Tangerang dengan luas 260 hektare meliputi 9 kecamatan, Kabupaten Serang puso melanda 9 kecamatan dengn luas 192 hektare, Cilegon 2 hektare dan Kota Serang sebanyak 55 hektare,” katanya.(Kie)